Beberapa bulan lalu,sejak awal tahun 2020, saya yang mendadak punya gejala anxiety problem. Iya, saya punya rasa cemas yang cukup berlebih. Mungkin terkesan lebay, tapi kecemasan saya itu sampai bikin kondisi kesehatan saya tumbang. Tumbang, saya jadi serba ingin multitasking dan merasa cemas berlebih aja kalau ada yang belum selesai. Istilahnya di bahasa sunda nya gugurudugan dan ngarawuh ku siku.
Demi menjaga kewarasan, sebisa mungkin sebelum urgent harus ke psikolog, banyak hal yang saya lakukan buat self help lebih awal. Saya punya kebiasaan baru menonton channel youtube yang memotivasi dan menyortir hl-hal yang bikin down. Di kondisi itu, saya ingin bisa lebih tenang, less panic, and more mindful living.
Oke, balik lagi chanel youtube yang saya tonton. Berawal dari ketidaksengajaan karena muncul di laman utama, saya menemukan Greatmind nya Marissa Anita. Kalau yang tahu acara jadul di Metro TV, 8-11 show, pasti nggak aneh sama kepiawaian host yang satu ini. Video yang saya pertama kali tonton itu adalah Monotasking.
Supaya nggak penasaran saya taruh videonya dibawah ini, biar pada nonton juga :).
Siapa sangka, dari menonton video ini, dampaknya cukup besar di hidupku. Bagaimana nggak, sebagai seorang ibu baru yang bekerja, rasanya related banget sama tema ini. Kebanyakan ibu di tuntut multitasking, mau urusan dirumah maupun pekerjaan. Sadar nggak sadar, saya pun mengiyakan banget kalau multitasking ini segalanya. Padahal multitasking ini lama-lama bikin energi itu habis percuma. Karena seperti di videonya, multitasking itu nggak bisa bekerja dengan baik, karena otak manusia nya pun di design monotasking.
Mengerjakan satu per satu, demi fokus hasil maksimal dan juga kewarasan :).
Perjalanan monotasking ini saya mulai dari awal tahun, setelah saya pulang habis rawat inap di rumah sakit, tepatnya. Sambil mencicil tenaga dan fokus di masa pemulihan, monotasking ini ternyata berdampak sangat positif buat saya pribadi.
Beberapa manfaat monotasking yang saya rasakan, akan saya tuangkan di poin berikut :
1. Lebih Fokus dan Pekerjaan Minim Error
Pernah dengar istilah baby's brain pada ibu hamil dan menyusui? Singkatnya ya kondisi otak kurang fokus, dan mudah kosong. Ini saya alami betul, dan saya juga sadar kalau efek babys brain ini cukup mengganggu saya. Kondisi ini juga makin parah, kalau saya maksain untuk multitasking, jadi nggak ada hasil yang maksimal yang dikerjakan, huhu.
Beruntung setelah monotasking, saya jadi bisa lebih fokus dan pekerjaan yang saya kerjakan jadi bisa maksimal dan erornya cukup berkurang. Lumayan banget kan, nggak banyak revisian pas diminta bikin berkas ama atasan.
2. Berkurang (Malah Tidak) Proscrastinating
Monotasking mengurangi kebiasaan jelek saya yang mudah terpancing fokus, atau procrastinate. Iya kebiasaan ini saya punya dari lama, dari sebelum menikah pun yaa gitu. Contoh aja, nulis blog aja dulu nggak bisa diem depan laptop sampai tulisannya selesai. Kadang malah buka youtube, atau malah ngerjain hal lain dan akhirnya postingan saya yang mau publish lebih lama beresnya #curhat. Tapi itu dulu, sekarang beneran bisa nulis dengan tenang dan selesai di satu waktu.
Hal ini pun nggak cuma berlaku buat ngeblogging aja, tapi pekerjaan juga. Maka jangan heran kalau saya nggak pernah atau langka share soal pekerjaan di socmed, karena saya fokus monotasking, hehe.
3. Pekerjaan Jauh Lebih Cepat Selesai
Ini nih dampak terbesarnya, semua jadi lebih cepet selesai dan lebih terprioritas. Memang kenikmatan luar biasa kalau pekerjaan bisa jauh lebih cepat selesai. Selain bisa santai sejenak buat sekedar nyeduh susu coklat pas kerja, tentunya saya jadi lebih konsen saat ngerjain pekerjaan selanjutnya.
Nggak ada hal yang bikin saya cemas, atau merasa dikejar-kejar berlebihan. Walaupun deadline mah tetep ada aja, hehe. Anxiety yang rasakan juga jauh lebih berkurang, seenggaknya ga ada beban yang bikin rasa takut saya bertambah besar.
4. Good Time Management
Dengan monotasking, mengerjakan sesuatu jadi punya timeline dan prioritas yang jelas. Otomatis ini pengaruhnya besar dalam mengatur waktu. Lebih dari itu sih, dengan monotasking juga bisa ngaruh secara tidak langsung ke financial. Jadi waktu adalah cuan itu nyata adanya manteman.
5. Punya Quality Time Lebih Dirumah
Khusus yang ini mungkin dirasa pas lagi libur kerja atau dirumah. Kalau beres ngerjain ini itu, saya punya waktu lebih buat sekedar motoin produk, atau malah baca buku dengan tenang. Apalagi kalau masih ada mba yang bantu jagain anak, kan zen mama banget dirumah. Percayalah rebahan itu enak banget, apalagi bisa ikut bobo siang sama anak, rasanya surga banget buat ibu-ibu mah hahaha.
Panjang juga ya curhatan saya yah, ternyata haha. Intinya dalam proses mengurangi anxiety problem saya bakal melakukan hal apapun yang positif yang bisa mencipakan ketenangan. Ketenangan yang akhirnya saya bisa mengerti seutuhnya, adalah kunci dalam melakukan banyak hal.
Bukan untuk mengambil keputusan krusial butuh ketenangan, tapi sehari-hari, even mengerjakan pekerjaan domestik juga perlu banget yang namanya ketenangan. Supaya fokus dan capaian sehai-hari juga tercapai. Kalau goals kecil saja bisa terwujud, insha allah yang besar juga bisa kan? hehe.
Punya cara-cara supaya tetep istiqomah dalam monotasking? Yang mulai atau malah sudah terbiasa monotasking, boleh banget share di comment gimana, hehe.
![]() |
postingan ini collaboration with BHB |
All right reserved.
Do not copy-paste without allowance
Or any permission from authors.
Or any permission from authors.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons