Ciplukan, Buah Imut Kesayangan Dari Hutan Dengan Gizi Melimpah

Thursday, February 13, 2020




Kalau baca linimasa dan media online, sama acara televisi luar soal lingkungan, kadang suka sedih akutu akhir-akhir ini lihat kondisi hutan di Indonesia. Ya gimana gak sedih, pembakaran hutan dimana-mana, belum lagi flora dan fauna yang tinggal di habitat tersebut ikut menderita dan jadi terancam punah.

Meskipun hanya seorang working mom, tapi akutu gak bisa lihat aja tapi sedih juga belum bener-bener bisa ada kontribusi nyata juga. Padahal aku punya mimpi, kelak anak dan cucu masih bisa melihat betapa megahnya hutan-hutan Indonesia, seperti foto aku diatas paragraf ini, hehe.

Megah hutan di Indonesia,selain pelestarian alam, hutan kita juga punya sumber pangan yang luar biasa. Seperti di acaranya Bear Grylls, kalau hutan sumber makanan. Terutama hutan tropis juga kaya bahan makanan yang bisa dimanfaatkan, malah bisa jadi salah satu cara untuk bertahan hidup.




Serius, makanan dari hutan itu tersedia banyak dan beraneka ragam. Mulai madu, umbi-umbian, jamur yang edible, hingga buah-buahan dari tanaman berkayu sampai tanaman perdu tersedia dan bisa dimanfaatkan.
Makanan favorit yang berasal dari hutan adalah Ciplukan atau Golden Berry. Siapa disini yang nggak tahu Golden Berry?  Si buah yang punya nama daerah banyak versi. Di Indonesia saja punya sebutan ciplukan, cecendet (Bahasa Sunda), sedangkan versi baratnya inca berry, Peruvian groundcherry, poha berry, goldenberry, husk cherry and cape gooseberry. Nama latin dari ceplukan ini adalah Physalus. Meski bukan tanaman yang berkayu, ciplukan ini bisa tumbuh liar juga loh di hutan, dan juga bisa dibudidayakan juga.



Secara taksonomi, ciplukan ini memiliki kekerabatan dekat dengan tomat dan juga terong. Sehingga punya sifat yang cukup mirip dan buahnya memiliki kadar air yang cukup tinggi seperti tomat ceri atau terong ukuran kecil seperti pepino dan terong belanda. 

Saya sendiri tahu dan jadi cinta banget sama Ciplukan atau Cecendet ini karena saat mendiang bapak saya ada, beliau seneng banget makan dan juga sempat tanam si buah kuning yang satu ini. Sayangnya tanaman cecendet ini habis karena hama ulat. Padahal kalau sukses ditanam dan panen terus saya gak perlu repot beli, huhu.

Kenapa sih sama Ciplukan? Se-hits itukah buah yang unik ini?

Eits, jangan salah cecendet alias ciplukan ini punya segudang khasiat dan juga manfaat loh dari segi gizi dan kesehatan. Sebagai ahli gizi, tentu saya kepo banget dong ingin tahu nilai gizi dari buah yang digadang-gadang sebagai superfood ini. Nilai gizi ciplukan a.k.a golden berry dari USDA web adalah sebagai berikut : 



Banyak banget bukan kandungan gizi dari golden berry ini, kaya akan vitamin dan mineral. Selain itu, ciplukan juga mengandung antioksidan tertentu seperti beta carotene, yang terlihat di warna ciplukan yang oranye kekuningan. Terdapat juga antioksidan lain seperti polifenol, lutein, zeaxantine, lycopene/ likopen. Menurut healthline.com, antioksidan ini paling banyak dalam ciplukan saat buah dalam kondisi matang atau ripe

Manfaat antioxidan yang ada dalam buah ciplukan adalah utuk mengurangi dan menangkal radikal bebas. Radikal bebas yang ada dalam sel bisa dengan mudah diurai dan diikat oleh antioksidan supaya tidak terus menerus merusak sel. Radikal bebas bisa menyebabkan penyakit degeneratif parah seperti kanker. Secara umum fungsi antioksidan dalam ciplukan dikutip dari Health.com memiliki fungsi sebagai berikut :
  • Beta carotene : sebagai salah satu bentuk nabati vitamin A punya fungsi untuk kesehatan penglihatan 
  • Lutein, Zeaxantine, dan likopen : membantu mencegah glukoma pada penderita Diabetes Mellitus
  • Polifenol untuk meningkatkan imunitas tubuh.
  • Vit C dan E berperan sebagai antioksidan sekaligus untuk daya tahan tubuh 
sumber : Instagram @kompascom


Ciplukan juga ini mudah banget di konsumsi, tingal kupas dari kulitnya, cuci, dan bisa dikonsumsi langsung. Rasanya ciplukan kuning ini seperti buah tomat tapi ada rasa kecut dan manis. Wajar memang, mengingat ciplukan ini masih bersaudara dengan tomat dari klasifikasi tanaman terong-terongan. Mudah banget dan no drama memang untuk makan ciplukan. Saya pribadi belum pernah makan ini dalam kondisi di jus, karena dimakan langsung pun udah enak dan segar banget.

Secara ekonomis, buah ciplukan ini juga punya nilai ekonomis yang cukup bisa diperhitungkan loh. Seingat saya ditahun 2019 lalu, banyak yang mulai menjual ciplukan ini via online. Mulai dari level petani hingga e-commerce yang concern sayur buah organik pun jualan ciplukan ini. Harganya pun bervariasi, mulai dari IDR 80.000 - 100.000 per kilogram nya. Kalau mau beli yang di pak kecil juga ada dengan isi 200-500 gram, dengan harga yang variatif. Kalau di Bandung beberapa supermarket juga banyak yang sudah jual ciplukan kupas dengan kemasan mini ini.



Nah, tanpa terasa saya jadi ingin lebih sayang kan yah sama hutan, apalagi kita tinggal di negara tropis yang hutannya kaya banget. Demi menjaga hutan dan kelestariannya yang harus sustainable, jangan lupa kalian mampir dan lihat updatenya di laman atau website WALHI.

Walhi ini adalah lembaga non pemerintah atau non government organization (NGO) yang punya kepedulian atau concern terhadap alam dan hutan Indonesia. Berdiri sejak 1980 (aku belum lahir coba), dan masih aktif sampai sekarang. Kalian juga bisa gabung dan juga berdonasi disana, selain itu kalian juga bisa ikut berperan aktif loh.

Panjang juga ya ternyata bahas ciplukan aja, padahal sumber pangan dari hutan ini masih banyak. Kalau pembaca disini ada yang punya makanan favorit hasil hutan juga nggak? Boleh banget cerita di kolom komentar, soalnya saya juga pengen tahu pangan dari hutan lainnya yang punya fungsi luar biasa. Siapa tahu bisa manfaat dan juga saya icip, hihi.


Postingan dan blog ini berpartisipasi di lomba blog dari Blogger Perempuan dan WALHI

All right reserved.
Do not copy-paste without allowance 
Or any permission from authors.

Post a Comment

Terima kasih banyak sudah mampir dan comment ya :)
Jangan spam dan link hidup diantara kita ya, karena bakal aku hapus.